Berita Populer - Ketua Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta, Wibi Andrino menyikapi serius pernyataan Gubernur DKI Anies Baswedan, terkait data 401 jenazah dimakamkan dengan protokol COVID-19. Wibi mendesak pemerintah untuk transparan dalam memberikan data korban Corona.
"Saya mendesak Pemerintah Pusat dan Daerah untuk menyampaikan secara transparan terkait data kematian yang diakibatkan oleh virus corona atau COVID-19," kata Wibi kepada wartawan, Jumat malam (3/4/2020).
Masyarakat Indonesia, lanjut Wibi, berhak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dia mendesak Kementerian Kesehatan untuk memberikan data yang sebenarnya.
"Pemerintah Pusat harus sangat terbuka jangan sampai menyampaikan data kematian akibat corona yang tidak sebenarnya. Apa yang disampaikan oleh Gubernur DKI itu adalah tuduhan yang serius, dan harus dijawab dengan terbuka. Ada apa ini sebenarnya!" katanya.
Wibi mengaku kesal melihat data yang tidak sinkron antara pemerintah pusat dan daerah. Dia menilai perbedaan laporan kematian yang menggunakan protokol Corona itu membuat masyarakat resah.
"Saya kesal melihatnya. Di saat Corona membuat orang menderita. Membuat susah rakyat, antara pemerintah pusat dan daerah tidak dalam irama yang sama," kata dia.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut jumlah jenazah yang dimakamkan menggunakan prosedur tetap (protap) pasien COVID-19 bertambah. Anies menyebut hingga Rabu (1/2) sudah ada 401 lebih jenazah yang dimakamkan dengan cara tersebut di Jakarta.
"Sampai dengan kemarin itu jumlah yang meninggal dimakamkan dengan cara COVID-19 ada 401 kasus," kata Anies saat teleconference dengan Wapres Ma'ruf Amin, Kamis (2/4).
"Saya mendesak Pemerintah Pusat dan Daerah untuk menyampaikan secara transparan terkait data kematian yang diakibatkan oleh virus corona atau COVID-19," kata Wibi kepada wartawan, Jumat malam (3/4/2020).
Masyarakat Indonesia, lanjut Wibi, berhak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dia mendesak Kementerian Kesehatan untuk memberikan data yang sebenarnya.
"Pemerintah Pusat harus sangat terbuka jangan sampai menyampaikan data kematian akibat corona yang tidak sebenarnya. Apa yang disampaikan oleh Gubernur DKI itu adalah tuduhan yang serius, dan harus dijawab dengan terbuka. Ada apa ini sebenarnya!" katanya.
Wibi mengaku kesal melihat data yang tidak sinkron antara pemerintah pusat dan daerah. Dia menilai perbedaan laporan kematian yang menggunakan protokol Corona itu membuat masyarakat resah.
"Saya kesal melihatnya. Di saat Corona membuat orang menderita. Membuat susah rakyat, antara pemerintah pusat dan daerah tidak dalam irama yang sama," kata dia.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut jumlah jenazah yang dimakamkan menggunakan prosedur tetap (protap) pasien COVID-19 bertambah. Anies menyebut hingga Rabu (1/2) sudah ada 401 lebih jenazah yang dimakamkan dengan cara tersebut di Jakarta.
"Sampai dengan kemarin itu jumlah yang meninggal dimakamkan dengan cara COVID-19 ada 401 kasus," kata Anies saat teleconference dengan Wapres Ma'ruf Amin, Kamis (2/4).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar